Tahun 2018 bisa dibilang tahun puncak kegalauan saya. Benar-benar merasa tidak berarti meski banyak ide bertumpukan di kepala.
Mengerjakan beberapa bisnis di masa lalu, dan semuanya gagal, menjadikan saya merenung, sebenarnya apa yang Allah sudah siapkan untuk saya?
What is My Calling?
Suatu hari, bertemu dengan salah satu senior praktisi NLP yang banyak memberikan workshop & seminar motivasi, ia menekankan tentang CALLING.
“Kalo udah calling ya mbak, apapun itu pasti dikejar”
Bejibun pertanyaan di otak saya, lalu calling saya apa sih sebenarnya?
Apakah yoga yang saya geluti maksimal di sejak 2017, bahkan sempat terbersit untuk mengambil sertifikasi instruktur?
Ataukah meneruskan dunia radio yang saya kenal sejak kuliah? Mungkin dengan siaran dan kembali mengajar broadcasting radio?
Atau apa?
Jujur saya sempat berada di persimpangan, bingung mau mengerjakan yang mana! Ketika orang lain melihat dan berkomentar, tentang aneka skill yang saya bisa, ternyata malah ini jebakan buat diri saya sendiri saking banyaknya minat yang berebutan menjadi fokus di kepala.
Menulis itu Menyembuhkan
Hingga satu waktu, saya teringat dengan hobby saya menulis. Writing is healing. Membantu saya melewati masa-masa gamang fase pertama, yaitu terutama setelah Bapak meninggal. Menulis saat itu sangat membantu say mengatasi kekecewaan dengan seseorang yang saya anggap idola ternyata punya perilaku yang ternyata tidak pas buat sosok inna yang waktu itu tumbuh sebagai remaja amat sangat kritis.
Banyaknya krisis diri di masa remaja inilah, saya makin banyak menulis di diary, berusaha terus meneruskan hidup, belajar menetapkan pilihan.
Bahkan ketika mengalami fase kegalauan besar kedua yaitu jelang kelulusan kuliah pun, saya curahkan semua lewat menulis.
Melihat track record inilah, maka tahun 2018 yang sejatinya tidak saya awali dengan resolusi apapun, justru di pertengahan tahun keinginan untuk kembali menulis sangatlah kuat.
So, here I am, memenuhi beberapa bulan terakhir di tahun 2018 dengan dunia yang berhasil menemukan jati diri serta menghalau segala kegundahan, yaitu menulis. Untuk sementara wadah yang banyak saya gunakan adalah blog dan sosial media. Tapi ini sudah sangat cukup untuk saya sebut sebagai sebuah KEBANGKITAN.
2019: Percepatan
Lalu bagaimana dengan tahun 2019? Besar doa dan harapan, bahwa ini adalah tahun PERCEPATAN, dalam hal kelimpahan rejeki, kesehatan, serta segala kebaikan. Meski hingga menulis kali ini pun, saya dan suami masih menunggu sebuah kabar yang Insyaa Allah bisa benar-benar merubah hidup kami.
Bismillah, semoga semesta mendukung, malaikat AMINkan dan Allah kabulkan 😊
16 Comments
Nychken
Wow 2019 percepatan kaya fisika
innaistantina
duh mas, aku gak mudeng fisika, wkkwk
Novya Ekawati
semangat mbak..semoga semangat percepatannya bisa menular ke saya juga..salam kenal mbak 🙂
innaistantina
aminnn, salam kenal juga ya mbaa
ciani
aamiin.. semoga dikabulkan segala pinta mba.
innaistantina
aminnnn
miyosi
Enak y mb punya banyak keahlian
Moga2 sukses selalu y mba
innaistantina
sukses juga buat mbaaaak ya
Sri sekartadji
Semoga dipercepat oleh Allah SWT apa yang direncakan, mb. Aamiin3
innaistantina
Amin Ya Allah, terimakasih mbaaa doanya
lisa lestari
Aamiin…semoga terkabul segala impiannya
innaistantina
amin, makasih doanya
Alif Kiky
Sukses selalu mbak
innaistantina
sama sama
Siti Muslihah Hadi
Salam kenal mba.., semoga sukses
innaistantina
salam kenal juga mb, makasi sudah berkunjung yaa